Kamar Kos Berantakan Sampai Ibu Kos Geram? Mungkinkah Ini Tanda Hoarding Disorder?

Table of Contents

Waduh, pernah nggak sih ngeliat kamar kos yang berantakannya naudzubillah? Sampai-sampai ibu kos turun tangan dan geleng-geleng kepala. Bukan cuma males beres-beres biasa, lho. Bisa jadi, ini tanda-tanda Hoarding Disorder. Penasaran? Yuk, kita bahas bareng-bareng!

Kamar Kos Berantakan

Apa Sih Hoarding Disorder Itu?

Hoarding Disorder atau gangguan menimbun barang, bukan sekadar kebiasaan jorok atau malas beres-beres, ya. Ini adalah kondisi kesehatan mental yang serius. Penderita Hoarding Disorder punya kesulitan buat membuang atau melepaskan barang-barang, meskipun barang tersebut udah nggak berguna, rusak, atau bahkan membahayakan. Mereka ngerasa cemas, sedih, atau bahkan panik kalau harus pisah sama barang-barangnya.

Bayangin, kamar kos penuh sama tumpukan koran bekas, baju-baju yang nggak pernah dipakai, kardus-kardus kosong, sampai wadah makanan bekas. Bukan cuma nggak nyaman, tapi juga bisa jadi sarang penyakit dan bahaya kebakaran!

Tanda-Tanda Kamu (atau Temanmu) Mungkin Mengalami Hoarding Disorder

Nah, biar lebih jelas, coba cek beberapa tanda-tanda Hoarding Disorder berikut ini:

  • Kesulitan membuang barang, apapun itu. Mulai dari kertas bekas, bungkus makanan, sampai barang-barang rusak yang sebenarnya udah nggak kepakai.
  • Rumah atau kamar penuh dengan barang, sampai susah bergerak. Jalan di dalam kamar jadi kayak obstacle course, penuh rintangan.
  • Merasa cemas, sedih, atau marah ketika harus membuang barang. Rasanya kayak kehilangan sesuatu yang berharga, padahal barangnya udah nggak berguna.
  • Kesulitan mengorganisir barang. Barang-barang numpuk nggak karuan, nggak ada sistem penyimpanan yang jelas.
  • Membeli atau mengumpulkan barang-barang yang sebenarnya nggak dibutuhkan. Meskipun udah punya banyak, tetep aja beli lagi.
  • Menolak orang lain masuk ke kamar atau rumah. Karena malu sama kondisi kamar yang berantakan.
  • Mengalami masalah dalam hubungan sosial, pekerjaan, atau keuangan akibat hoarding. Misalnya, dipecat dari kerjaan karena sering terlambat akibat susah nyari barang di kamar yang berantakan.

Susah Membuang Barang

Bedanya "Kolektor" dan "Hoarder"

Banyak yang mengira hoarding sama dengan koleksi. Padahal, beda banget! Kolektor biasanya menata dan memajang koleksi mereka dengan rapi. Mereka juga paham nilai dari barang koleksinya. Sementara hoarder, barang-barangnya bertumpuk nggak karuan dan seringkali nggak punya nilai apa-apa. Mereka juga kesulitan untuk melepaskan barang-barang tersebut, meskipun sudah tidak berguna.

Apa Penyebab Hoarding Disorder?

Penyebab Hoarding Disorder masih belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor yang diduga berperan antara lain:

  • Genetika: Riwayat keluarga dengan Hoarding Disorder.
  • Trauma atau kejadian stres: Misalnya, kehilangan orang yang dicintai atau mengalami bencana alam.
  • Kondisi kesehatan mental lainnya: Seperti depresi, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dan gangguan kepribadian.

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Kalau kamu atau temanmu mengalami tanda-tanda Hoarding Disorder dan mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Psikolog atau psikiater bisa membantu mendiagnosis dan memberikan terapi yang tepat, seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT).

Terapi CBT

Tips Mengatasi Kecenderungan Hoarding

  • Sadari masalahnya. Langkah pertama adalah mengakui bahwa ada masalah dan butuh bantuan.
  • Mulai dari yang kecil. Jangan langsung beresin semua barang sekaligus. Mulai dari area kecil, misalnya laci meja.
  • Buat kategori barang. Pisahkan barang yang mau disimpan, disumbangkan, atau dibuang.
  • Minta bantuan teman atau keluarga. Biar lebih semangat dan termotivasi.
  • Batasi belanja. Hindari membeli barang yang nggak dibutuhkan.
  • Cari kegiatan lain yang positif. Misalnya, olahraga, membaca, atau berkumpul dengan teman.

Bereskan Kamar

Statistik Hoarding Disorder

Riset menunjukkan sekitar 2-6% populasi dunia mengalami Hoarding Disorder. Hoarding Disorder bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.

Penting diingat, Hoarding Disorder bukanlah aib. Ini adalah kondisi kesehatan mental yang bisa diatasi dengan bantuan profesional.

Kesimpulan

Kamar kos berantakan memang bikin gemes, tapi kalau udah sampai tahap ekstrem dan mengganggu aktivitas, bisa jadi itu tanda Hoarding Disorder. Yuk, lebih peduli sama diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Kenali tanda-tandanya dan jangan ragu untuk mencari bantuan profesional kalau dibutuhkan.

Nah, gimana nih, insightful kan? Semoga artikel ini bermanfaat ya! Kalau ada pertanyaan atau mau sharing pengalaman, silakan tulis di kolom komentar di bawah. Jangan lupa juga untuk share artikel ini ke teman-teman kamu, biar makin banyak yang aware tentang Hoarding Disorder. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Posting Komentar