Paham Asesmen Kurikulum Merdeka? Contoh Formatif & Sumatif Anti Ribet!
Hai, Sobat Edukasi! Kurikulum Merdeka lagi hits banget, ya? Salah satu yang paling penting dan mungkin bikin agak bingung adalah soal asesmen. Gak perlu pusing! Di artikel ini, kita bakal bahas tuntas contoh asesmen formatif dan sumatif di Kurikulum Merdeka, plus tujuan dan perbedaannya, biar kamu anti ribet! Siap, kan? Let's go!
Apa Sih Asesmen dalam Kurikulum Merdeka?
Asesmen dalam Kurikulum Merdeka itu bukan cuma sekedar ulangan atau ujian. Lebih dari itu, asesmen adalah proses mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar siswa. Informasi ini penting banget buat guru, supaya bisa menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan masing-masing siswa. Jadi, pembelajaran beneran personalized dan efektif!
Asesmen Formatif: Teman Belajar Siswa
Asesmen formatif itu kayak best friend-nya siswa dalam belajar. Tujuannya bukan untuk menilai, tapi untuk membantu siswa memahami materi dan mengetahui di mana letak kesulitan mereka. Guru juga bisa pakai hasil asesmen formatif untuk merencanakan pembelajaran selanjutnya yang lebih oke.
Contoh Asesmen Formatif:
- Kuis singkat: Bisa dilakukan di awal, tengah, atau akhir pembelajaran untuk mengecek pemahaman siswa.
- Diskusi kelompok: Melatih siswa berkolaborasi dan mengutarakan pendapat.
- Presentasi: Melatih kemampuan komunikasi dan presentasi siswa.
- Penugasan proyek: Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.
- Observasi: Guru mengamati langsung proses belajar siswa.
- Portofolio: Kumpulan karya siswa yang menunjukkan perkembangan belajar mereka. Misalnya, kumpulan tulisan, gambar, atau hasil karya lainnya.
Tips Jitu Asesmen Formatif:
- Berikan feedback yang spesifik dan membangun. Jangan cuma bilang "salah", tapi beri tahu kenapa salah dan bagaimana cara memperbaikinya.
- Libatkan siswa dalam proses asesmen. Minta mereka untuk merefleksikan proses belajar mereka sendiri.
- Buat asesmen yang menyenangkan dan tidak menegangkan.
Asesmen Sumatif: Mengukur Capaian Pembelajaran
Nah, kalau asesmen sumatif, ini baru yang untuk mengukur capaian pembelajaran siswa di akhir suatu periode. Hasilnya bisa berupa nilai atau deskripsi. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana siswa sudah mencapai tujuan pembelajaran.
Contoh Asesmen Sumatif:
- Ulangan harian: Mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari dalam satu hari.
- Ulangan tengah semester (UTS): Mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari selama setengah semester.
- Ulangan akhir semester (UAS): Mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari selama satu semester.
- Tes tertulis: Bisa berupa soal pilihan ganda, essay, atau uraian.
- Tes praktik/unjuk kerja: Mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dipelajari. Contohnya, presentasi, percobaan, atau pertunjukan seni.
- Proyek akhir: Mendorong siswa untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dipelajari dalam sebuah proyek yang lebih besar.
Tips Jitu Asesmen Sumatif:
- Pastikan soal yang diberikan relevan dengan tujuan pembelajaran.
- Gunakan beragam jenis soal untuk mengukur berbagai aspek kemampuan siswa.
- Berikan waktu yang cukup bagi siswa untuk mengerjakan soal.
Perbedaan Asesmen Formatif dan Sumatif: Biar Makin Paham!
Biar makin jelas, nih, kita rangkum perbedaan asesmen formatif dan sumatif dalam tabel:
Fitur | Asesmen Formatif | Asesmen Sumatif |
---|---|---|
Tujuan | Membantu proses belajar siswa | Mengukur capaian pembelajaran siswa |
Waktu | Selama proses pembelajaran | Di akhir periode pembelajaran |
Bentuk | Beragam, informal | Lebih formal, terstruktur |
Feedback | Detail, membangun | Umumnya berupa nilai atau deskripsi |
Konsekuensi | Tidak menentukan kenaikan kelas | Menentukan kenaikan kelas |
Contoh Kasus Penerapan Asesmen di Sekolah
Sekolah A menerapkan asesmen formatif dengan mengadakan kuis singkat di setiap akhir pembelajaran. Guru memberikan feedback langsung kepada siswa dan menyesuaikan rencana pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil kuis. Untuk asesmen sumatif, Sekolah A mengadakan UTS dan UAS dengan soal yang bervariasi, mulai dari pilihan ganda hingga essay. Hasil asesmen sumatif digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran siswa dan menentukan kenaikan kelas.
Kenapa Asesmen Kurikulum Merdeka Penting?
Asesmen di Kurikulum Merdeka itu penting banget karena:
- Berfokus pada perkembangan siswa: Bukan cuma nilai, tapi juga proses belajar siswa.
- Membantu guru dalam mengajar: Guru bisa mengetahui kebutuhan siswa dan merencanakan pembelajaran yang lebih efektif.
- Mendorong siswa untuk belajar lebih baik: Asesmen yang baik bisa memotivasi siswa untuk terus belajar dan berkembang.
Yuk, Terapkan Asesmen Kurikulum Merdeka!
Nah, sekarang udah paham kan tentang asesmen formatif dan sumatif di Kurikulum Merdeka? Gak serumit yang dibayangkan, kan? Yuk, terapkan asesmen yang menyenangkan dan bermakna untuk siswa!
Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman guru lainnya, ya! Kalian punya pengalaman seru dalam menerapkan asesmen Kurikulum Merdeka? Share di kolom komentar, yuk! Kami tunggu cerita dan tips jitu dari kalian! Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Posting Komentar